Jumat, 01 September 2017

belajar dari sejarah: implikasi terhadap dunia pendidikan

Berbicara mengenai sejarah tentu berkaitan dengan peristiwa atau kejadian masa lalu yang memiliki subtansi berupa informasi kejadian yang bisa dijadikan konsep, tujuan, system dan teori dalam dunia pendidikan. Bahkan dikatakan dalam artikel tinjauan landasan kependidikan Indonesia merupakan pandangan masa lalu atau retrospektif. Realita , system Pendidikan Nasional merupakan hasil pemikiran dan pengalaman sejarah yang dijadikan kajian dan dipetik hikmahnya sehingga menghasilkan system pendidikan yang baik bagi bangsa kita. Bukti mengatakan dari zaman kerajaan hingga kemerdekaan pendidikan kita mengalami perkembangan yang meningkat. Dimulai dari zaman kerajaan yang bermula pendidikan sebagai alat penyebaran agama. Pendidikan hanya untuk kalangan bangsawan dan kerajaan. Pada zaman penjajahan kolonial, pendidikan pun masih ekslusif, artinya pendidikan hanya untuk kalangan kaum ningrat sehingga pendidikan sebagai alat kekuasaan dan sebaliknya, pembodohan yang terjadi bagi rakya biasa. Akibat dari penjajahan juga dapat menghasilkan perubahan pemikiran karena banyaknya tekanan yang membuatnya mempunyai keinginan untuk bebas, merdeka dan ingin maju dalam perubahan nasibya. Pada zaman penjajahan Jepang , Jepang telah menghapus dualism system pendidikan Belanda menjadi pendidikan untuk semua rakyat. Dalam zaman kemerdekaan masih menggunakan system pendidikan tradisional, dimana pendidikan masih bersifat sederhana dan manual karena pada awal kemerdekaan, bangsa Indonesia tengah konsentrasi dalam mempertahankan kemerdekaan. Era orde baru, pemerintah mulai perhatian terhadap dunia pendidikan. System pendidikan mulai terbagi yang terdiri dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Namun system pendidikan masih sentralisasi. Dalam artian pendidikan terpusat yang bersifat” tuntas “yaitu segala sesuatu dikomando dari atasan baik masalah kulit, isi sampai tataran tekhnisnya. Seiring dengan perkembangan zaman, iklim poitik mempengaruhi perubahan, karena akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah akhirnya, zaman berubah menjadi reformasi disetiap bidang. Sampai saat ini dunia pendidikan mengalami perubahan besar dari system sentralisasi menjadi desentralisasi yang dampaknya menjadikan kemajuan bagi dunia pendidikan. Dari tradisional menjadi modern yang ditandai dengan ilmu pengetahuan teknologi seperti penggunaan alat teknologi modern. Adanya computer, laptop , hp , internet dan teknologi yang lain yang sering dimanfaatkan dalam dunia pendidikan oleh pelaku pendidikan. Penggunaan alat komunikasi dan teknologi pun merambah pada tataran masyarakat yang sekarang sudah familiar. Dampak dari penjajahan juga dapat menginspirasikan pemikiran karena banyaknya tekanan yang membuatnya mempunyai keinginan untuk merdeka dan ingin maju dalam perubahan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh pelopor revolusi pendidikan seperti yang dilakukan oleh tokoh pendidikan kita, misalnya Ki Hajar Dewantoro, Ki Ahmad Dahlan hingga Ny Kartini dan Dewi Sartika serta yang lainnya. Dampak dari semua itu membuahkan perubahan pemikiran dalam dunia pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pendidikan terpengaruh oleh sejarah masa lampau. Berdasarkan uraian diatas, maka sejarah mengandung nilai manfaat dan pengaruh bagi pendidikan di negara kita. Dilihat secara aksiologi, sejarah mengandung beberapa manfaat terhadap kehidupan pada umumnya dan dalam ilmu pendidikan khususnya. Diantaranya meliputi :

<b>1. <i>Sejarah sebagai teladan kehidupan</i>.<i><i><b></b></i></i></b>
Sejak jaman Sokrates, Herodotos (484 – 425 s.M), dan Thucydides (456 – 396) orang memandang sejarah sebagai teladan kehidupan. Teori ini disebut sebagai the examplar theory of history. Sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Bagi orang Cina sejarah merupakan cermin kehidupan. Tradisi penulisan sejarah bagi bangsa Cina sudah sangat tua. Raja atau dinasti yang sedang berkuasa berkewajiban untuk menuliskan sejarah raja atau dinasti yang digantikannya. Frasa semacam itu dalam bangsa Romawi kuno diungkapkannya dalam adagium : historia vitae magistra, yang berarti sejarah adalah guru kehidupan. Agar dapat hidup dengan lebih baik orang harus berguru kepada sejarah.

<b>2. Memperluas pengalaman-pengalaman manusiawi<i></i></b>.
Belajar sejarah sama artinya berdialog dengan masyarakat dan bangsa manapun dan di saat kapan pun. Dari pengalaman sejarah itu orang dapat menimba pengalaman-pengalaman dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem kehidupan dalam segala aspeknya seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pada dasarnya problem-problem kehidupan manusia hampir sama, yang berbeda adalah detail dan intensitasnya. Cara mengatasi dan memberikan tanggapan terhadap masalah, baik secara intelektual maupun secara emosional, juga tidak terlalu berbeda. Dengan belajar sejarah, karenanya, sikap dan kepribadian seseorang akan menjadi lebih matang.

<b>3. Dengan belajar sejarah akan memungkinkan seseorang untuk dapat memandang sesuatu secara keseluruhan (to see things whole)<i></i></b>.
Sejarah menawarkan begitu banyak dan bervariasi (the multiplicity or variety) kondisi dan pengalaman manusia. Tidak ada disiplin ilmu yang mampu menyajikan rekaman pengalaman manusia yang begitu menyeluruh, selain sejarah. Agama, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial lainnya memberikan sumbangan yang sama, namun hanya sebatas dan menurut cara ilmu itu sendiri. Dimensi keseluruhan dalam sejarah diharapkan akan mampu membangun keutuhan kepribadian manusia.

<b>4. Sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan kepribadian bangsa.<i></i></b>
Suatu masyarakat atau bangsa tak mungkin akan mengenal siapa diri mereka dan bagaimana mereka menjadi seperti sekarang ini tanpa mengenal sejarah. Sejarah dengan identitas bangsa memiliki hubungan timbal-balik. Akar sejarah yang dalam dan panjang akan memperkokoh eksistensi dan identitas serta kepribadi suatu bangsa. Bangsa itu, karenanya, akan bangga dan mencintai sejarah dan kebudayaannya. Terciptanya konsep pendidikan nasional tak lepas dari sejarah masa lampau yang kemudian berkembang sehingga melahirkan hasil perubahan peradaban dan kebudayaan yang membawa dampak dan berimbas keranah pendidikan.Dalam dunia pendidikan khusunya sejarah memiliki manfaat bagi sitem pendidikan nasioanal yaitu :
<i><strike>1. Terciptanya perubahan system pendidikan</strike>.</i>  Sistem pendidikan yang dulu elitis ke populis, beralihnya pendidikan tradisioanal ke modern, dari sentralisasi ke desentralisasi menjadi system pendidikan yang humaniora dan bersifat holistic dan integral.
<i>2. Munculnya perubahan kebijakan dalam dunia pendidikan<strike></strike></i> Kebijakan pendidikan dipengaruhi oleh sejarah sebagai salah satu faktornya. Fenomena sejarah menggambarkan perubahan kebijakan pendidikan. Seiring dengan sejarah perkembangan politik, tentu akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pendidikan. Sebutlah contoh pada masa orde baru, pemerintah berupaya untuk merubah system pendidikan yang bersifat elitis menuju system pendidikan yang bersifat menyeluruh bagi rakyat dan pada zaman reformasi kebijakan pemerintah banyak membawa pengaruh manfaat besar bagi pendidikan misal; manajemen MBS, total quality management , adanya program wajib belajar, adanya BOS dan sebagainya. Semua itu belajar dari pengalaman sejarah masa lalu yang dijadikan sebagai pedoman untuk membuat suatu kebijakan baru.
<i>3. Perubahan proses dalam system pembelajaran<strike></strike></i> Sejarah menyebabkan perubahan baru dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemajuan zaman . Berawal dari pendidikan yang tradisional hingga berubah menjadi pendidikan yang modern. Suatu pendidikan modern sebagai cirinya adalah ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam proses pembelajaran tentu mengalami perubahan dari zaman dahulu sampai saat ini. Contoh ; pembelajaran yang bersifat monoton dan berpusat kepada guru / pendidik kini banyak pembelajaran yang besifat kontrukstivisme sehingga akan mengembangkan daya kreaif, inovatif dan aktif bagi peserta didik. Hal ini adanya pengalaman masa lalu yang dievaluasi sehingga terinspirasi munculnya idea atau gagasan baru pada proses pembelajaran baik dalam metode, strategi, media maupun alat pembelajaran agar siswa menjadi berkembang secara mandiri dan berkualitas baik kognitif, psikomotor dan affektifnya.

<b>Implikasi Sejarah Terhadap Konsep Pendidikan Nasional</b>
Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang kita miliki sekarang adalah hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa kita pada masa yang telah lalu. Hal ini sudah terbukti dengan adanya kemajuan perkembangan zaman dalam segala bidang, misalnya; ilmu pengetahuan, teknologi, sains, politik, ekonomi, social dan bidang yang lainnya. Pembahasan tentang landasan sejarah di atas memberi implikasi konsep-konsep pendidikan sebagai berikut: A. Tujuan Pendidikan diharapkan bertujuan dan mampu mengembangkan berbagai macam potensi peserta didik serta mengembangkan kepribadian mereka secara lebih harmonis. Tujuan pendidikan juga diarahkan untuk mengembangkan aspek keagamaan, kemanusiaan, kemanusiaan, serta kemandirian peserta didik. Di samping itu, tujuan pendidikan harus diarahkan kepada hal-hal yang praktis dan memiliki nilai guna yang tinggi yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja nyata.Hal ini sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 (versi Amendemen), Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang." Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia." Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." B. Proses Pendidikan terutama proses belajar-mengajar dan materi pelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, melaksanakan metode global untuk pelajaran bahasa, mengembangkan kemandirian dan kerjasama siswa dalam pembelajaran, mengembangkan pembelajaran lintas disiplin ilmu, demokratisasi dalam pendidikan, serta mengembangkan ilmu dan teknologi. C. Kebudayaan Nasional Pendidikan harus juga memajukan kebudayaan nasional. Sejarah membawa perubahan kebudayaan. Dari zaman dahulu sampai saat ini, adanya perubahan budaya karena pengalaman sejarah melalui penemuan baru, pertukaraan budaya akibat penjajahan bangsa asing dan reinterpretasi sehingga sejarah membawa dampak perubahan peradaban kebudayaan melalui peranan pendidikan. D. Inovasi-inovasi Pendidikan. Inovasi-inovasi harus bersumber dari hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia, bukan sekedar konsep-konsep dari dunia Barat sehingga diharapkan pada akhirnya membentuk konsep-konsep pendidikan yang bercirikan Indonesia. Hal ini bisa ditarik simpulan bahwa system pendidikan nasional merupakan hasil warisan dari sejarah yang dialami oleh bangsa kita.karena belajar dan bercermin dari pengalaman sejarah pendidikan nasional kita dapat berubah dan berkembang maju. Dimana factor sejarah banyak memberikan kontribusi penemuan baru sehingga menemukan inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan. Secara ontologis, hakekat tujuan pendidikan nasional adalah menjadikan manusia yang berilmu dan bermartabat dengan aksiologinya sehingga pendidikan diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat agar hidup sejahtera, dan bahagia.

KIAT - KIAT MENJELANG UJIAN SEKOLAH

1. Membuat jadwal kegiatan harian Siapa di antara kamu yang suka membuat ‘to do list‘ atau daftar pekerjaan sehari-hari? Hal ini, dapat mem...